Arti Lambang dan Logo Paskibraka dan Purna Paskibraka
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam Paskibra!🇲🇨
Hallo semuanya🤗
Kami dari Paskibra SMA NEGERI 1 AJIBARANG atau biasa disebut BRIPARA, kali ini kami akan mengenalkan kepada teman-teman dan kakak abang semua. Paskibraka itu apa sih? Apa sih arti dari lambang Paskibraka? untuk lebih jelasnya kalian baca artikel dibawah ya.
Selamat membaca....
Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang memiliki tugas utama untuk mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni:
• Tingkat Kabupaten/ Kota (Kantor Bupati/Wali Kota)
• Tingkat Provinsi (Kantor Gubernur)
• Tingkat Nasional (Istana Merdeka)
Anggotanya berasal dari pelajar SMA/sederajat kelas 10 (tahun pertama). Seleksi anggota biasanya dilakukan pada bulan April untuk persiapan pengibaran pada tanggak 17 Agustus tahun itu.
Selama waktu seleksi sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan Capaska atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan tanggal 17 Agustus, anggota dinamakan Paskibraka. Dan setelah upacara selesai, mereka menjadi Purna Paskibraka.
Tingkatan Paskibraka ada tiga yaitu:
- - Paskibraka Nasional: Bertugas di Istana Merdeka
- - Paskibraka Provinsi: Bertugas di pusat pemerintahan provinsi
- - Paskibraka Kota/ Kabupaten: Bertugas di pusat pemerintahan Kota/ Kabupaten.
Dalam organisasi Paskibraka, ada dua lambang, yaitu lambang Paskibraka/ Paskibra yang bergambarkan 2 (dua) pemuda/ pemudi Paskibraka menengok kekanan dengan seragam PDU adalah lambang aktif anggota Paskibra/ Paskibraka yang sedang bertugas, dan ada lambang kedua yaitu lambang Purna Paskibraka Indonesia yang berlambangkan daun dan bunga teratai.
Lambang Paskibraka
- Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia, warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
- Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra dan anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi pembangunan Indonesia.
- Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya, termasuk Paskibraka.
- Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat, yaitu Nasional, Provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.
- Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota Paskibraka.
Lambang Purna Paskibraka
Makna dari lambang tersebut adalah :
- Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun.
- Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga), bermakna belajar, bekerja, dan berbakti.
- Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan gembira.
- Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru arah mata angin) tanah air. Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota Paskibraka.
Artinya adalah
bahwa setiap anggota Paskibraka memiliki jiwa yang sangat mulia. Dan mengapa
Lambang Anggota Paskibraka dilambangkan dengan Bunga Teratai. Karena Bunga
Teratai tumbuh di lumpur dan berkembang diatas air yang bermakna bahwa anggota
Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari (Orang Biasa) tanah air
yang sedang bermekar/berkembang dan membangun.
Sejarah Paskibra
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
- Pasukan
17 / pengiring (pemandu),
- Pasukan
8 / pembawa bendera (inti),
- Pasukan 45/ pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967
sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada tahun 1973,
Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan
sebutan Paskibraka. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung
pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu,
anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.
Penjelasan dari makna
- - Purna Paskibraka
Indonesia (PPI), merupakan organisasi yang beranggotakan mereka
yang pernah bertugas sebagai anggota Paskibraka pada peringatan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi atau
nasional.
- - Paskibra merupakan
pasukan pengibar bendera yang tidak bertugas sebagai pengibar bendera pusaka di
tingkat kota, provinsi, dan nasional, namun hanya bertugas di sekolah. Paskibra
merupakan anggota yang mengikuti ekstra kurikuler Paskibra di sekolah tetapi tidak
diutus untuk menjadi Paskibraka, anggota Paskibra yang telah mengikuti seleksi
Paskibraka tetapi tidak lolos, dan/atau anggota yang mengikuti perlombaan
baris-berbaris paskibra yang tidak diutus menjadi Paskibraka.
- - Paskibraka merupakan
pasukan pengibar bendera pusaka yang di mana anggotanya melakukan tugas
pengibaran dan/atau penurunan bendera duplikat pusaka merah putih di tingkat
kota, provinsi, dan nasional.
- - Purna Paskibraka adalah
sebutan bagi anggota Paskibraka yang telah mengikuti pelatihan Pandu Ibu-Indonesia
Berpancasila dan selesai menjalankan tugas pengibaran bendera pusaka.
Formasi khusus Paskibraka yaitu:
- - Kelompok 17 berposisi di
paling depan sebagai pemandu/pengiring dengan dipimpin oleh suatu Komandan
Kelompok (DanPok). Kelompok 17 Ini seluruhnya merupakan anggota Paskibraka.
- - Kelompok 8 berposisi di
belakang kelompok 17 sebagai pasukan inti dan pembawa bendera. Di kelompok ini
terdapat 4 anggota TNI atau POLRI (di Tingkat Nasional terdapat anggota
Paspampres) sebagai pengawal dan 2 putri Paskibraka sebagai pembawa bendera
(sekarang hanya satu pembawa bendera), 3 putra Paskibraka pengibar/penurun
bendera, dan 3 putri Paskibraka di saf belakang sebagai pelengkap/pagar.
- - Pasukan 45 berposisi di
belakang kelompok 8 sebagai pasukan pengawal/pengaman dan merupakan anggota
dari TNI atau POLRI dengan senjata lengkap. Untuk tingkat nasional (di Istana
Negara), pasukan 45 terdiri dari anggota Paspampres.
Pasukan yang melakukan pengibaran/penurunan bendera dipimpin oleh Komandan Pasukan (Danpas) yang posisinya di sebelah kanan Komandan Kelompok (DanPok) 17. Danpas merupakan perwira TNI atau POLRI minimal berpangkat letnan atau inspektur hingga kapten atau ajun komisaris polisi (AKP).
Komentar
Posting Komentar